EKSTRIM LOKAL
PADA SELANG
Nilai
Ekstrim Suatu Fungsi
Dalam
kalkulus, sering kita diminta untuk menentukan karakteristik suatu fungsi f
pada selang I. Apakah f memiliki nilai maksimum pada I?
Apakah f memiliki nilai minimum pada I? Di manakah fungsi
tersebut naik? Di manakah fungsi tersebut turun? Pada pembahasan ini kita akan
menggunakan turunan untuk mencoba menjawab sebagian pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
Definisi
Nilai Ekstrim
Misalkan f
terdefinisi pada selang I yang memuat c.
- f(c) merupakan nilai minimum f pada I jika f(c) ≤ f(x) untuk semua x dalam I.
- f(c) merupakan nilai maksimum f pada I jika f(c) ≥ f(x) untuk semua x dalam I.
Nilai
minimum dan maksimum suatu fungsi pada selang tertentu disebut sebagai nilai
ekstrim suatu fungsi pada selang tersebut. Nilai minimum dan maksimum suatu
fungsi pada selang tertentu juga disebut sebagai nilai minimum mutlak
dan nilai maksimum mutlak pada selang tersebut. Nilai ekstrim suatu
fungsi dapat terjadi pada ujung selang. Nilai ekstrim yang terjadi pada ujung
selang disebut nilai ekstrim ujung.
Suatu fungsi
tidak harus memiliki nilai minimum atau maksimum pada selang tertentu. Sebagai
contoh, pada gambar (1) dan (2) di atas, kita dapat melihat bahwa fungsi f(x)
= x² + 1 memiliki minimum dan maksimum pada selang tutup [–1, 2], tetapi
tidak memiliki maksimum pada selang buka (–1, 2). Selain itu, pada gambar (3),
kita dapat melihat bahwa kekontinuan dapat mempengaruhi keberadaan nilai
ekstrim pada suatu selang. Hal ini menghasilkan teorema berikut.
Teorema 1
Teorema Nilai Ekstrim
Jika f
kontinu pada selang tutup [a, b], maka f memiliki nilai minimum dan maksimum
pada selang tersebut.
Teorema
Nilai Ekstrim di atas dapat disebut sebagai teorema keberadaan karena
teorema tersebut hanya menyebutkan keberadaan nilai minimum dan maksimum,
tetapi tidak menunjukkan bagaimana menentukan nilai-nilai tersebut.
Nilai
Ekstrim Lokal dan Nilai Kritis
Pada gambar
di bawah ini, grafik f(x) = x³ – 3x² memiliki
maksimum lokal pada titik (0, 0) dan minimum lokal pada titik (2, –4). Secara
tidak formal, untuk suatu fungsi kontinu, kita dapat berpikir bahwa maksimum
lokalnya berada pada “bukit” grafik, dan minimum lokalnya terletak pada
“lembah” grafik. Bukit dan lembah seperti itu dapat terjadi dalam dua cara.
Ketika bukit atau lembah tersebut halus, grafik fungsi yang memuat bukit atau
lembah tersebut memiliki garis singgung horizontal pada puncak bukit atau
lembah tersebut. Ketika bukit atau lembah tersebut tajam, grafik fungsi yang
memuatnya tidak akan memiliki turunan pada puncak bukit atau lembah tersebut.
Definisi Nilai Ekstrim Lokal
- Jika ada selang buka yang memuat c sedemikian sehingga f(c) merupakan nilai maksimum, maka f(c) disebut maksimum lokal f, atau kita dapat menyatakan bahwa f memiliki maksimum lokal pada (c, f(c)).
- Jika ada selang buka yang memuat c sedemikian sehingga f(c) merupakan nilai minimum, maka f(c) disebut minimum lokal f, atau kita dapat mengatakan bahwa f memiliki minimum lokal pada (c, f(c)).
Maksimum lokal dan minimum lokal secara berturut-turut
kadang disebut sebagai maksimum relatif dan minimum relatif.
- Maksimum dan Minimum fungsi pada interval tertutup
→Definisi Maksimum dan Minimum
Jika c
adalah interval tertutup [ a , b ], maka f(c) dikatakan nilai
minimum dari
f(x) pada [a , b] jika f(c) ≤ f(x)
untuk semua x pada [a, b]. Jika d dalam interval tertutup [a, b],
maka f(d) dikatakan maksimumdari f(x) pada [a, b]
jika f(x) ≤ f(d) untuk semua x dalam [a, b].
Teorema A
( Teorema Eksistensi Maks-Min). Jika f
kontinu pada selang tertutup
[a, b] , maka f mencapai nilai maksimum dan
nilai minimum.
Perhatikan kata-kata kunci : f
harus kontinu dan himpunan S harus berupa selang tertutup.
Di MANA TERJADINYA NILAI-NILAI
EKSTRIM ? Biasanya fungsi yang ingin kita maksimumkan atau minimumkan akan
mempunyai suatu selang I sebagai daerah asalnya. Nilai-nilai ekstrim
sebuah fungsi yang didefinisikan pada selang tertutup sering kali terjadi pada
titik-titik ujung (lihat Gambar 2).
Jika c sebuah titik pada mana f ‘(c) =
0, kita sebut c titik stasioner. Nama itu diturunkan dari fakta bahwa pada
titik stasioner, grafik f mendatar, karena garis singgung mendatar.
Nilai-nilai ekstrim sering terjadi pada titik-titik stasioner (lihat Gambar 3).
Akhirnya, jika c adalah titik dalam I
dimana f ‘ tidak ada, kita sebut c titik singular. Ini merupakan
titik dimana grafik f mempunyai sudut tajam, garis singgung vertical, atau mungkin
berupa lompatan (atau didekatnya ia bergoyang sangat buruk). Nilai-nilai
ekstrim dapat terjadi pada titik-titik singular (lihat Gambar 4).
Teorema B
(Teorema Titik Kritis). Andaikan f
didefinisikan pada selang I yang memuat titik c. Jika f (c)
adalah titik ekstrim, maka c haruslah suatu titik kritis; yakni c berupa
salah satu:
(i) titik ujung dari I;
(ii) titik stasioner dari f(f ‘(c) = 0);
(iii) titik singular dari f(f ‘(c) tidak ada)
Sekarang,
karena f(c) adalah nilai maksimum, f(x) ≤ f(c)
untuk semua x dalam I;
Yaitu,
f(x) – f(c) ≤ 0
Jadi jika x < c, sehingga x – c
< 0, maka
(1) f(x) – f(c)
x – c ≥
0
Sedangkan
jika x > c, maka
(2) f(x)
–f(c)
≤ 0
x – c
DI MANA NILAI-NILAI EKSTRIM LOKAL TERJADI? Teorema
titik kritis berlaku sebagaimana dinyatakan, dengan ungkapan nilai ekstrim
diganti oleh nilai ekstrim lokal, bukti pada dasarnya sama. (titik ujung, titik
stasioner, dan titik singular) adalah calon untuk titik tempat kemungkinan
terjadinya ekstrim lokal.
Teorema A
(Uji Turunan Pertama untuk Ekstrim Lokal). Amdaikan f
kontinu pada selang terbuka
(a, b) yang memuat titik kritis c.
(i) Jika f‘ (x) > 0 untuk semua x dalam
(a, c) dan f’ (x)<0 untuk semua x dalam (c, b),
maka f(c) adalah nilai maksimum lokal f.
(ii) Jika f’ (x)<0 untuk semua x dalam
(a, c) dan f ‘(x)>0 untuk semua x dalam (c, b),
maka f (c) adalah nilai minimum local f.
(iii) Jika f‘ (x) bertanda sama pada
kedua pihak c, maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal f.
Teorema B
(Uji Turunan Kedua Untuk Ekstrim Lokal).
Andaikan f ‘dan f “ada pada setiap titik dalam selang terbuka (a,
b) yang memuat c, dan andaikan f ‘(c) = 0
(i) Jika f “(c)<0, f(c) adalah nilai
maksimum lokal f.
(ii) Jika f“ (c)>0, f(c) adalah nilai
minimum lokal f.
B. Limit di
Ketakhinggaan, Limit Tak Terhingga
DEFINISI-DEFINISI CERMAT LIMIT BILA x→± ~ Dalam
analogi dengan definisi kita untuk limit-limit biasa, kita buat definisi
berikut.
Definisi
(Limit bila x
→ ~). Andaikan f terdefinisi pada [c, ~)
untuk sebuah bilangan c.
Kita
katakana bahwa lim f(x) = L jika untuk masing-masing ε >
0, terdapat bilangan
x→ ~
M yang
berpadanan sedemikian sehingga
x > M
→ │f(x) – L │ < ε
Definisi
(Limit bila x
→ ~). Andaikan f
terdefinisi pada (- ~, c] untuk suatu bilangan c. kita katakana
bahwa lim f(x) = L jika untuk masing-masing ε >
0, terdapat
x → – ~
suatu
bilangan M yang berpadanan sedemikian sehingga
x < M
→ │ f(x) – L │ < ε
Definisi
(Limit-limit
tak-terhingga). Kita katakana bahwa lim f(x) = ~ jika
untuk tiap bilangan
x→c+
positif M,
berpadanan sudut δ > 0 sedemikian sehingga
0 Teorema
Nilai Rata-rata
Dalam bahasa
geometri, Teorema Nilai Rata-rata mudah dinyatakan dan dipahami. Teorema
menyatakan bahwa jika grafik sebuah fungsi kontinu mempunyai garis singgung tak
vertical pada setiap titik antara A dan B, maka terdapat paling sedikit satu
titik C pada garfik antara A dan B sehingga garis singgung di titik C sejajar
talibusur AB. Dalam Gambar 1, hanya terdapat satu titik C yang demikian; dalam
Gambar 2, terdapat beberapa.
Teorema A
(Teorema
Nilai Rata-rata untuk Turunan). Jika f kontinu pada selang
tertutup [a, b] dan terdiferensial pada titik-titik dalam dari (a, b),
maka terdapat paling sedikit satu bilangan c dalam (a, b) dimana
f(b) –
f(a) = f ‘(c)
b – a
atau,
secara, dimana
f(b) – f(a)
= f ‘(c)(b – a)
Teorema B
Jika F ‘(x) = G ‘(x) untuk semua x
dalam (a, b), maka terdapat konstanta C sedemikian sehingga
F(x) = G(x) + C
untuk semua x dalam (a, b)
CONTOH SOAL
1. Carilah
nilai-nilai maksimum dan minimum
f(x) =
x2 – 4x pada (-2, 0) turunan
fungsi f(x) = 2x – 4
titik kritis
f(x) = 2x – 4 = 0
2x = 4
x = 2
titik
kritisnya { -2, 0, 2 }
X = -2 f(-2)
= (-2)2 – 4(-2)
= 4 + 8
= -4
X = 0 f(0)
= (0)2 – 4(0)
= 0
X = 2 f(2)
= (2)2 – 4(2)
= 4 – 8
= -4
Jadi, nilai
fungsi maksimum di f(-2) = 12
nilai fungsi
minimum di f(2) = -4
Grafik
2. Jika f(x)
= 2x3 – 3x2 + 12x . Cari dimana x
naik dan dimana turun ?
Penyelesaian
:
Mencari
turunan f
f `(x)
= 6x2 – 6x +12
= 6(x2
+ x – 2)
= 6(x
– 1) (x + 2)
Kita perlu
menentukan (x – 1) (x +2) > 0 dan (x – 1) (x +
2) < 0 terdapat titik pemisah 1 dan -2, membagi sumbu y atas tiga
selang ( – ~, 1), (-2, 1) dan (2, ∞). Dengan memakai titik uji –3, 0, 2
didapat f `(x) > 0 pada pertama dan akhir selang dan f `(x)
< 0 pada selang tengah.
Jadi, f naik
pada (- ~, 1] dan [2, ~) dan turun pada [-2, 1]
f(-2) = -4
f(0) = 0
f(1) = 11
f(-1) = -17
3. Carilah nilai ekstrim lokal dari fungsi f(x) =
x2 – 2x pada ( – ~,~ )
Penyelesaian
:
Fungsi
polinom f kontinu dimana-mana dan turunannya, f ` (x) = 2x – 2, ada untuk semua
x. jadi satu-satunya titik kritis untuk f adalah penyelesaian tunggal dari f
`(x) = 0 yaitu x = 1 karena 2(x -1) > 0 untuk x < 1, f turun pada [1, ~)
karena itu, f(1)=-1 adalah nilai inimum local f karena 1 adalah satu-satunya
bilanagn kritis, tidak terdapat nilai ekstrim lain.
Grafik
4. Cari (jika
mungkin) nilai maksimum dan minimum dari f(x) = 2x3
– 3x2+ 6
pada ( – ~,
~).
Penyelesaian
:
f“(x)
= 6x2 – 6x = x(6x –6)
x =0 x = 1
f(1) = 2x3
– 3x2+ 6
= 2(1)3
– 3(1)2 + 6
= 5
f(0) =
2x3 – 3x2 + 6=2(0)3– 3(0)2
+ 6 = 6
Jadi, f(1)
= -1 adalah minimum lokal untuk f
f turun
disebelah kiri dan f naik sebelah kanan
Grafik 
5. Perusahaan MNO menghasilkan
lemari rotan. Dengan mesinnya sekarang, mempunyai keluaran tahunan maksimum
sebanyak 200 satuan. Jika ia membuat x lemari, dapat menetapkan harga p(x)
= 100 – 0.25 x (ribu) rupiah perbuahnya dan akan mempunyai total biaya
tahunan C(x) = 2000 + 4x – (0,002)x2
(ribu) rupiah. Berapa tingkat produksi yang memaksimumkan total laba tahunan?
Penyelesaian
: R(x) = xp(x) = x(100 – 0.25x) = 100x
– 0.25x2
Sehingga
p(x) =
100x – 0.25x2 – (2000 + 4x – 0,002x2)
= – 2000 +
96x – 0.248 x2
Jadi, dp
= 96 – 0,496x
dx 96 = 0,496 x
96 = x
0.496
193 = x
Yang
menghasilkan titik stasioner 193, tetapi 193 tidak ada selang [0, 200],
sehingga titik kritis yang diperiksa hanyalah kedua titik ujung, 0 dan 200
bangkrut. Tetapi todak maksimumya terjadi di 200 dan keuntungan maksimumnya
adalah
P(x) =
– 2000 +96x – 0,248x2
= -2000 +96
(200) -0,248 (200)2 = -2000 +19200 -9920 =Rp. 7. 280
6. lim 7x2 + 6x – 5
x→∞ 3x3
+ 5x
lim 7x2/x3
+ 6x/x3 + 5/x3
x→∞ 3x3/x3
+ 5x/x3
lim 7/x +
6/x2 + 5/x3 = 0 = 0
x→∞ 3 + 5/x2
3
7. Sketsakan
grafik f(x) = (x4– 8x2)/40
penyelesaian
:
karena f(-x)
= -f(x), f adalah fungsi ganjil, oleh karena itu grafiknya simetri terhadap
titik asal. Dengan menetapkan f(x) = 0 berarti {x4 – 8x2}/40
= 0 dan x2(x2 – 8)/40 = 0
kita temukan
perpotongan sumbu x adalah 0 dan ± Ö8 » 2,8
Kemudian kita deferensialkan f’(x) = (4x3 – 16x)/40 = 0
kita peroleh
titik kritis -2, 0,2
f(-2) = 16
f(0) = 0
f(2) = 16
kemudian
kita deferensialkan kembali f”(x) = (12x2 -16x)/40 = 0
kita peroleh
x = -1,1 x = 1,1 x = 0
f(-1.1) =
0,2
f(1.1) = 0,2
f(0) = 0
Semoga blog ini bermanfat :)............www.google.com
Real Football Prediction for tomorrow - Football Tips - Thauberbet クイーンカジノ クイーンカジノ 온카지노 온카지노 바카라사이트 바카라사이트 896Win Bet 1x2 - Lacbet
ReplyDelete